Mengatasi Konstipasi (Gejala, Penyebab & Pencegahannya)
Konstipasi atau yang lebih dikenal dengan “susah buang air besar”, tidak jarang membuat penderitanya saat sudah kebelet buang air besar (BAB) membuatnya sampai lari-lari ke toilet...
...akan tetapi saat sudah sampai ke toilet, teryata tidak keluar, sehingga permasalahan konstipasi ini bisa menjadi sesuau yang serius, karena sangat mengganggu kegiatan sehar-hari.
Konstipasi menjadi sebuah kondisi sulit BAB, bisa juga tidak mampu benar-benar tuntas untuk menyelesaikan BAB, yang terburuk tidak bisa sama sekali untuk BAB.
Umumnya (walaupun tidak pasti), seseorang dapat dianggap mengalami konstipasi jika buang air besar hanya tiga kali dalam seminggu.
Penyakit konstipasi bisa berbeda-beda tingkat keparahan. Ada orang yang hanya mengalaminya dalam waktu singkat, hingga ada yang dalam jangka panjang (kronis).
Konstipasi tingkat kronis ini umumnya menimbulkan rasa sakit dan juga peneritanya menjadi tidak nyaman dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari.
Penyebab konstipasi
Penyakit konstipasi dua kali lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria. Lansia juga termasuk kelompok orang yang rentan mengalami konstipasi.
Konstipasi terjadi karena pergerakan tinja pada usus yang tidak lancar, atau pergerakannya lambat, yang membuat tinja menjadi cenderung keras dan kering. Salah satu pemicu penyakit ini karena kurang melakukan olah raga atau aktivitas fisik...
...selain itu, kondisi bisa lebih buruk jika dipicu kebiasaan kurang minum, kurang konsumsi serat. Makanan berserat itu bisa diperileh dari sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Cairan (terutama air putih) sangat diutuhkan oleh tubuh, karena jikga tubuh kekurangan cairan, bisa menyebabkan tinja menjadi keras, yang membuat tinja sulit untuk dikeluarkan.
Perubahan pola makan yang ekstrim juga bisa menyebab konstipasi. Lalu kebiasaan mengabaikan keinginan untuk BAB, menimbulkan masalah yang tidak bisa dipandang remeh, yang membuat masalah ketika berada di tolilet.
Kemudian, penggunaan efek samping obat-obatan juga sangat mempengaruhi kondisi pencernaan, masalah kejiwaan, stres, depresi, rasa cemas dan banyak pikiran juga bisa semakin memperburuk masalah konstipasi.
Penggunaan obat-obatan pereda nyeri dan antidepresan bisa meningkatkan risiko konstipasi. Menurut penelitian, Banyak orang terkena masalah BAB disebabkan penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Konstipasi juga terkait pada antidepresan golongan serotonin reuptake inhibitir (SSRI).
Konsumsi cokelat juga bisa memicu konstipasi, untuk itu batasi konsumsi cokelat, jangan mengkonsumsinya berlebihan. Penyebab lainnya karena teralu banyak konsumsi daging, yang mengabaikan konsumsi makanan berserat. Konsumsi makanan berlemak seperti daging dan keju bisa melambatkan proses pencernaan.
Diabetes yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan kerusakan saraf, yang bisa berpengaruh pada proses pencernaan makanan, yang menjadi terhambat, sehingga mengakibatkan konstipasi.
Gejala konstipasi:
Mengatasi konstipasi:
Makanan untuk mengatasi & mencegah konstipasi:
Beberapa obat untuk mengatasi konstipasi (disarankan konsumsi obat sesuai dengan resep dokter):
Penggunaan obat hendaknya sesuai dengan petunjuk atau resep dokter. Apabila langkah penanganan awal kurang efektif, dokter biasanya menganjurkan penggunaan obat pencahar.
Perlu selalu diingat! Bahwa selama menggunakan obat pecahar, ini, disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih untuk menghindari masalah dehidrasi. Obat pencahar bekerja untuk melancarkan proses BAB, ada beberapa jenis obat pencahar.
Komplikasi pada penyakit konstipasi
Konstipasi jarang menyebabkan komplikasi, tetapi jika dialami dalam jangka panjang bisa menyebabkan hemoroid atau wasir, prolaps rektum (sebagian usus yang mencuat keluar dari anus akibat mengejan), impaksi feses (menumpuknya tinja kering dan keras di rektum) dan sobeknya kulit pada anus.
Pencegahan Konstipasi:
...akan tetapi saat sudah sampai ke toilet, teryata tidak keluar, sehingga permasalahan konstipasi ini bisa menjadi sesuau yang serius, karena sangat mengganggu kegiatan sehar-hari.
Konstipasi menjadi sebuah kondisi sulit BAB, bisa juga tidak mampu benar-benar tuntas untuk menyelesaikan BAB, yang terburuk tidak bisa sama sekali untuk BAB.
Umumnya (walaupun tidak pasti), seseorang dapat dianggap mengalami konstipasi jika buang air besar hanya tiga kali dalam seminggu.
Penyakit konstipasi bisa berbeda-beda tingkat keparahan. Ada orang yang hanya mengalaminya dalam waktu singkat, hingga ada yang dalam jangka panjang (kronis).
Konstipasi tingkat kronis ini umumnya menimbulkan rasa sakit dan juga peneritanya menjadi tidak nyaman dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari.
Penyebab konstipasi
Penyakit konstipasi dua kali lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria. Lansia juga termasuk kelompok orang yang rentan mengalami konstipasi.
Konstipasi terjadi karena pergerakan tinja pada usus yang tidak lancar, atau pergerakannya lambat, yang membuat tinja menjadi cenderung keras dan kering. Salah satu pemicu penyakit ini karena kurang melakukan olah raga atau aktivitas fisik...
...selain itu, kondisi bisa lebih buruk jika dipicu kebiasaan kurang minum, kurang konsumsi serat. Makanan berserat itu bisa diperileh dari sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Cairan (terutama air putih) sangat diutuhkan oleh tubuh, karena jikga tubuh kekurangan cairan, bisa menyebabkan tinja menjadi keras, yang membuat tinja sulit untuk dikeluarkan.
Perubahan pola makan yang ekstrim juga bisa menyebab konstipasi. Lalu kebiasaan mengabaikan keinginan untuk BAB, menimbulkan masalah yang tidak bisa dipandang remeh, yang membuat masalah ketika berada di tolilet.
Kemudian, penggunaan efek samping obat-obatan juga sangat mempengaruhi kondisi pencernaan, masalah kejiwaan, stres, depresi, rasa cemas dan banyak pikiran juga bisa semakin memperburuk masalah konstipasi.
Penggunaan obat-obatan pereda nyeri dan antidepresan bisa meningkatkan risiko konstipasi. Menurut penelitian, Banyak orang terkena masalah BAB disebabkan penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Konstipasi juga terkait pada antidepresan golongan serotonin reuptake inhibitir (SSRI).
Konsumsi cokelat juga bisa memicu konstipasi, untuk itu batasi konsumsi cokelat, jangan mengkonsumsinya berlebihan. Penyebab lainnya karena teralu banyak konsumsi daging, yang mengabaikan konsumsi makanan berserat. Konsumsi makanan berlemak seperti daging dan keju bisa melambatkan proses pencernaan.
Diabetes yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan kerusakan saraf, yang bisa berpengaruh pada proses pencernaan makanan, yang menjadi terhambat, sehingga mengakibatkan konstipasi.
Gejala konstipasi:
- Kesulitan buang air besar, tinja tidak mau keluar
- Fekuensi BAB yang lebih jarang dari biasanya
- Proses buang air besar terasa tidak tuntas
- Muncul rasa sakit atau kram di perut, terutama perut bagian bawah
- Tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal
- Terasa ada yang mengganjal pada rektum
- Perut rasanya kembung
- Mengalami rasa mual, bahkan muntah
- Nafsu makan yang menurun mendadak
- Merasa ada sesuatu yang menyumbat
- BAB berdarah
- Merasa sakit saat buang air besar
- Penderita konstipasi sering mengalami krisis kepercayaan diri
- Mudah emosi
- Merasa lebih cepat lapar, tetapi ketika makan akan cepat merasa kenyang, hal ini karena ruang di dalam perut berkurang akibat penumpukan feses. Kondisi seperti juga bisa dialami oleh wanita hamil.
- Kurang bersemangat dalam mengerjakan berbagai aktivitas sehari-hari (biasanya semangat).
loading...
Mengatasi konstipasi:
- Mulailah rajin minum air putih. Air berfungsi untuk menjaga sistem pencernaan. Anjuran minum air putih ini, terutama bagi yang mengalami konstipasi, sehingga jangan sampai lupa untuk minum air putih yang banyak, hal ini untuk meringankan pergerakan usus.
- Makan makanan mengandung serat tinggi. Biji-bijian, Buah dan sayuran menjadi makanan yang kaya serat. Serat berfungsi untuk menjaga pergerakan usus halus, sehingga pencernaan tetap lancar. Serat juga membuat feses menjadi lebih lunak sehingga lebih mudah dalam melewati usus. Untuk itu, konsumsi buah dan sayuran segar setiap hari, terutama buah pepaya.
- Jangan melewatkan makan. Makan secara teratur bermanfaat agar mencegah makanan yang terlalu banyak atau sebaliknya, karena makan yang tidak teratur akan mengganggu gerakan normal usus.
- Disarankan konsumsi makanan yang bergizi dalam porsi kecil dan lebih sering. Konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran berdaun hijau, dan semacamnya. Konsumsi makanan-makanan seperti itu dalam proporsi yang seimbang.
- Duduk diam setelah makanan akan menghambat pencernaan makanan. Untuk itu, cobalah untuk bergerak aktif sekali waktu setelah beberapa saat makan (tetapi jangan lari-lari), untuk menghindarkan konstipasi.
- Hindari terlalu lama menahan BAB, karena menyebabkan makanan yang tidak tercerna menempel pada lapisan usus, sehingga mengakibatkan konstipasi. Masalah lainnya yaitu tinja akan cenderung keras, sehingga menyulitkan saat ingin dibuang.
- Hindari mengejan terlalu kuat, karena bisa merusak lapisan anus, yang bisa menimbulkan perdarahan, hingga bisa menyebabkan lecet.
- Latih-lah perut Anda. Biasakan untuk memiliki jam tetap untuk BAB. Seperti pagi-pagi, setelah tidur, setelah sarapan dll, hal ini berdampak baik pada BAB yang dilakukan dalam sehari-harinya.
- Hindari fast food maupun junk food, seperti keripik, kentang goreng, gorengan, sosis, burger, donat, kue-kue super lezat (dengan banyak cokelat dan tambahan lainnya), dsb. Makanan seperti itu cukup sulit untuk dicerna usus.
- Konsumsi makanan mengandung kunyit, atau buat ramuan dengan bahan kunyit. Hal itu karena kunyit memiliki senyawa kurkumin yang berfungsi untuk melapisi dinding usus, sehingga sisa makanan lebih lancar untuk didorong keluar oleh usus.
- Hindari diet yang tidak seimbang karena akan memperparah kondisi konstipasi. Hindari tidak mengkonumsi makanan penting seperti yang mengandung serat, protein, vitamin dsb.
- Usakan olah raga setiap hari (atau paling tidak 3 kali dalam seminggu). Aktifitas fisik memiliki manfaat penting untuk meningkatkan kekuatan otot usus dan pergerakannya dalam peroses pencernaan makanan.
- Hindari konsumsi kafein berlebihan, karena beresiko memicu dehidrasi, yang memperburuk konstipasi.
- Posisi saat BAB, usahakan untuk jongkok, atau letakkan lutut Anda pada posisi lebih tinggi dari pinggul, posisi ini yang paling baik untuk melakukan BAB.
Makanan untuk mengatasi & mencegah konstipasi:
- Kacang-kacangan dan biji-bijian, menjadi sumber serat yang sangat baik. Kacang dan biji-bijian sering dijadikan bahan dalam sayur, diantaranya kacang merah dan kacang panjang. Selain itu ada kacang almond, kacang mente, kacang tanah/kulit, dan kacang polong, yang baik untuk dikonsumsi oleh penderita konstipasi. Jangan lupa untuk minum air yang cukup, yang membantu memperlancar aliran serat di pencernaan. Konsumsi banyak serat tanpa minum air justru memperburuk konstipasi.
- Ubi jalar, kandungan seratnya sangat tinggi yang berguna agar pencernaan lancar. Selain itu terdapat kandngan beta-karotin dan vitamin A yang tinggi.
- Buah apel dan pir, memiliki kandungan serat yang berguna untuk memperlancar sistem pencernaan, mengobati diare (diarrhea), dan melancarkan pembuangan kotoran dari sistem penceraan.
- Brokoli, menjadi sumber serat tinggi, Anda bisa menyajikannya dalam bentuk sayuran ataupun lalapan mentah di menu makanan. Selain itu, brokoli kaya akan kandungan vitamin C, yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun hingga mencegah kanker.
- Aneka buah beri, jenis buah-buahan beri umumnya menjadi sumber serat, seperti stroberi, bluberi, blackberry, dan juga raspberry. Semuanya memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, dan rendah kalori.
- Buah-buahan kering, membantu memperlancar sistem pencernaan karena memiliki sumber serat yang bagus. Disarankan konsumsi kismis, kurma, buah ara, prun/prem, hingga pisang.
- Oat dan gandum, kedua jenis serelia menjadi sumber karbohidrat kompleks yang baik, cukup populer dijadikan menu sarapan pagi, yang bisa berbentuk bubur, sereal, bubur dan roti gandum. Memiliki nutrisi tinggi, sembrt energi, membantu menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, mengontrol gula darah dan mengandung serat.
Beberapa obat untuk mengatasi konstipasi (disarankan konsumsi obat sesuai dengan resep dokter):
- Obat untuk pembentuk serat, berupa suplemen penambah serat, seperti zat metilselulosa, psyllium, kalsium polycarbophil dan guar gum.
- Obat agar cairan pada rongga usus tercukupi, seperti magnesium sitrat, laktulosa, polietilen glikol.
- Obar emolien untuk melunakkan tinja, seperti emolien docusate atau minyak mineral.
- Obat sebagai stimulan untuk meningkatkan gerakan usus (obat pencahar), seperti senna, bisacodyl (contohnya dulcolax), dan minyak jarak. Obat ini tidak cocok untuk penggunaan jangka panjang.
- Obat prokinetik untuk meningkatkan kekuatan pergerakan usus, seperti misoprostol, colchicine, dan tegaserod.
Penggunaan obat hendaknya sesuai dengan petunjuk atau resep dokter. Apabila langkah penanganan awal kurang efektif, dokter biasanya menganjurkan penggunaan obat pencahar.
Perlu selalu diingat! Bahwa selama menggunakan obat pecahar, ini, disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih untuk menghindari masalah dehidrasi. Obat pencahar bekerja untuk melancarkan proses BAB, ada beberapa jenis obat pencahar.
Komplikasi pada penyakit konstipasi
Konstipasi jarang menyebabkan komplikasi, tetapi jika dialami dalam jangka panjang bisa menyebabkan hemoroid atau wasir, prolaps rektum (sebagian usus yang mencuat keluar dari anus akibat mengejan), impaksi feses (menumpuknya tinja kering dan keras di rektum) dan sobeknya kulit pada anus.
Pencegahan Konstipasi:
- Penuhi kebutuhan konsumsi serat, jangan sampa dalam sehari semalam tidak makan sayur. Disarankan juga untuk mengkonsumsi buah, dan pilihlah beras merah sebagai makanan pokok (menggantikan beras putih).
- Penuhi kebutuhan cairan tubuh, utamakan minum air putih, dibandingkan minuman berwarna, atau memiliki rasa manis maupun asam.
- Batasi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.
- Hindari sering konsumsi produk susu, karena bisa memicu konstipasi pada sebagian orang.
- Jangan lupa rutin berolahraga, karena tidak hanya mencegah konstipasi, tetapi memberikan manfaat kesehatan tubuh secara umum.
- Hindari kebiasaan menahan keinginan buang air besar.
0 komentar :
Posting Komentar